Zaman Batu -Neolitikum-

3. Neolitikum 


Zaman ini di sebut juga Zaman Batu Baru/Muda, perkembangan kebudayaan pada zaman ini sudah lebih maju lagi, seiring dengan datangnya rumpun Proto Melayu dari wilayah Yunan, di Cina Selatan, ke wilayah Asia Tenggara termasuk Indonesia.orang-orang Proto Melayu ini datang dengan membawa serta hasil budaya berupa kapak persegi dan kapak lonjong serta menyebarkannya di daerah-daerah yang mereka lalui dan tuju. Dan manusia pendukung Neolithikum adalah Austronesia (Austria), Austro-Asia (Khamer-Indocina)


Ciri-Ciri Zaman Neolitikum
  • Peralatan sudah dihaluskan dan diberi tangkai.
  • Alat yang digunakan antara lain kapak persegi dan lonjong.
  • Pakaian terbuat dari kulit kayu dan kulit binatang.
  • Perhiasan terbuat dari kulit kerang, terrakota dan batu.
  • Tempat tinggal menetap (sedenter).
  • Memiliki kemampuan bercocok tanam.
  • Menganut kepercayaan Animisme dan Dinamisme.


Ciri utama pada zaman batu Muda (Neolithikum) adalah alat-alat batu buatan manusia sudah diasah atau dipolis sehingga halus dan indah.

 Alat-alat yang dihasilkan antara lain:
  •  Kapak persegi
  •   Kapak batu (kapak persegi berleher) 
  •  Kapak Lonjong
  •  Gerabah dari tanah liat
  •  Perhiasan (gelang dan kalung dari batu indah)
  •  Pakaian dari kulit kayu
  •  Tembikar (periuk belaga)

1. Kapak persegi 
Bnyak di temukan di Jawa, Sumatra, Kalimantan, dan Nusa 
Tenggara. Bahan dasar adalah batu api (chalcedon) 
dengan buatan yang sangat halus karena diasah. 
Kebudayaan kapak persegi diperkirakan masuk  ke indonesia 
melalui jalan barat, yaitu dari Yunan ke Semenanjung 
Malaka, lalu masuk ke Jawa melalui Sumatra, Kalimantan, 
Sulawesi, Nusa Tenggara dan Maluku. 
Para arkeolog memperkirakan  bahwa benda tersebut di buat sebagai lambang kebesaran,
jimat, alat upacara, atau alat tukar. Misalnya : Beliung, Pacul dan Torah untuk 
mengerjakan kayu. Ditemukan diSumatera, Jawa, bali, Nusa Tenggara, Maluku, 
Sulawesi dan Kalimantan.
Fungsi:
-sebagai cangkul/pacul.
-sebagai alat pahat/alat untuk mengerjakan kayu sebagaimana lazimnya pahat.


2. Kapak Batu
Sama seperti kapak persegi, hanya di bagian yang diikatkan pada tangkainya diberi leher. 
Hanya di temukan di Minahasa.


3. Kapak Lonjong
Kapak yang penampangnya berbentuk lonjong, ujungnya 
agak lancip sehingga dapat dipasangi tangkai. 
Kapak lonjong mempunyai dua ukuran, yaitu ukuran kecil
(kleinbeil) dan ukuran besar (walzenbeil). Sebagian besar
wilayah temuan kapak lonjong terdapat di Papua,
karenanya kebudayaan kapak lonjong sering juga di sebut 
dengan Neolithikum Papua. Di daerah lain di indonesia kapak 
lonjong juga di temukan di Sulawesi, Sangihe Talaud, Flores, Maluku, dan Kepulauan 
Tanimbar.



4. Gerabah dari tanah liat
Gerabah dari tanah liat, ditemukan di pantai selatan Pulau 
Jawa (antara Yogyakarta-Pacitan), Kaliumpang (Sulawesi), 
Melolo (Sumba).





5. Perhiasan (gelang dan kalung dari batu indah)
Jenis perhiasan ini banyak di temukan di wilayah jawa terutama
gelang-gelang dari batu indah dalam jumlah besar walaupun 
banyak juga yang belum selesai pembuatannya. Bahan utama
untuk membuat benda ini di bor dengan gurdi kayu dan sebagai
 alat abrasi (pengikis) menggunakan pasir. Selain gelang 
ditemukan juga alat-alat perhisasan lainnya seperti kalung 
yang dibuat dari batu indah pula. Untuk kalung ini 
dipergunakan juga batu-batu yang dicat atau batu-batu akik.



6. Pakaian dari kulit kayu
Pada zaman ini mereka telah dapat membuat pakaiannya dari 
kulit kayu yang sederhana yang telah di perhalus. Pekerjaan 
membuat pakaian ini merupakan pekerjaan kaum perempuan. 
Pekerjaan tersebut disertai pula berbagai larangan atau 
pantangan yang harus di taati. Sebagai contoh di Kalimantan 
dan Sulawesi Selatan dan beberapa tempat lainnya ditemukan 
alat pemukul kulit kayu. Hal ini menunjukkan bahwa orang-
orang zaman neolithikum sudah berpakaian.


7. Tembikar (Periuk belanga)
Bekas-bekas yang pertama ditemukan tentang adanya barang-
barang tembikar atau periuk belanga terdapat di lapisan teratas
dari bukit-bukit kerang di Sumatra, tetapi yang ditemukan 
hanya berupa pecahan-pecahan yang sangat kecil. 
Walaupun bentuknya hanya berupa pecahan-pecahan kecil 
tetapi sudah dihiasi gambar-gambar.
Di Melolo, Sumba banyak ditemukan periuk belanga yang 

ternyata berisi tulang belulang manusia.



Cara hidup zaman neolithikum membawa perubahan-perubahan besar, karena pada zaman 
itu manusia mulai hidup berkelompok kemudian menetap dan tinggal bersama dalam 
kampung. Berarti pembentukan suatu masyarakat yang memerlukan segala peraturan kerja 
sama. Pembagian kerja memungkinkan perkembangan berbagai macam dan cara 
penghidupan di dalam ikatan kerjasama itu.
Dapat dikatakan pada zaman neolithikum itu terdapat dasar-dasar pertama untuk 
penghidupan manusia sebagai manusia, sebagaimana kita dapatkan sekarang.

Kebudayaan di Zaman Neolithikum

Religi (Kepercayaan)
Pada masa ini kepercayaan masyarakat semakin bertambah, bahkan masyarakat juga 

mempunyai konsep tentang apa yang terjadi dengan seseorang yang telah meninggal yaitu 
penghormatan dan pemujaan kepada roh nenek moyang sebagai suatu kepercayaan yang 
disebut dengan Animisme. Serta kepercayaan bahwa benda-benda disekitar kita memiliki 
jiwa atau kekuatan yang disebut dengan Dinamisme.
Ekonomi
Dengan dikenalnya sistem bercocok tanam, maka ada banyak waktu yang terluang yaitu
 waktu antara musim tanam hingga datangnya musim panen. Pada saat itulah mereka mulai 
mengembangkan perekonomian mereka dengan mengenal sistem barter, dimana terjadi 
pertukaran barang dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup mereka. Sistem barter 
merupakan langkah awal bagi munculnya sistem perdagangan/ sistem ekonomi dalam 
masyarakat. Untuk memperlancar diperlukan suatu tempat khusus bagi pertemuan antara 
pedagang dan pembeli yang pada perkembangannya disebut dengan pasar. Melalui pasar 
masyarakat dapat memenuhi sebuah kebutuhan hidupnya.
Adat Istiadat
Peninggalan kebudayaan manusia pada masa bercocok tanam semakin banyak dan beragam,
kebudayaan semakin berkembang pesat, manusia telah dapat mengembangkan dirinya 
untuk menciptakan kebudayaan yang lebih baik dibandingkan dengan masa-masa 
sebelumnya, pada masa Neolithikum budaya manusia telah maju dengan pesat. Berbagai 
macam pengetahuan telah dikuasai, misalnya pengetahuan tentang perbintangan, 
pranatamangsa (cara menentukan musim berdasarkan perbintangan atau tanda-tanda 
lainnya), pelayaran, kalender (menentukan hari baik atau buruk).
Kesenian
Banyak unsur-unsur kebudayaan Neolithikum yang masih hidup hingga sekarang. Salah 
satunya adalah kesenian seperti pertenunan dengan menggunakan tenun gendong. 
Unsur-unsur lainnya yang dapat disebutkan dan masih hidup hingga sekarang misalnya 
gamelan dan wayang.




Sumber:
http://www.sridianti.com/zaman-neolitikum-ciri-peninggalan-kebudayaan.html
Google Images


Komentar

Postingan Populer