Sunan Gunung Jati dan Fatahillah
Banyak teks sejarah di sekolah-sekolah yang menyebutkan bahwa Fatahillah ialah yang mempertahankan Pelabuhan Sunda Kelapa dari tangan Portugis itu adalah Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati. Dengan kata lain teks pada buku-buku pelajaran itu ingin menyampaikan bahwa Fatahillah dan Sunan Gunung Jati merupakan sosok yang sama.
Tapi kenyataannya Fatahillah bukanlah Syarif Hidayatullah. Dikutip dari buku Sunan Gunung Jati: Sekitar Komplek Makam dan Sekilas Riwayatnya karya Hasan Basyari, Rabu (24/6), Fatahillah atau juga disebut Faletehan dan Syarif Hidayatullah merupakan sosok yang berbeda.
Syarif Hidayatullah adalah putri dari Nyi Rara Santang a.k.a Syarifah Muda'im (puteri Prabu Siliwangi) yang menikah dengan Maulana Ishaq Syarif Abdillah, penguasa kota Isma'illiyah Saudi Arabia. Mereka mempunyai dua putera, Syarif Nurullah yang melanjutkan kedudukan ayahnya sebagai Amir (penguasa) dan Syarif Hidayatullah yang bersama ibunya kembali ke tanah Jawa sepeninggal Maulana Ishaq Syarif Abdillah.
Oleh Pangeran Cakrabuana yang menjadi penguasa Cirebon, Syarif Hidayatullah diperkenankan tinggal di daerah pertamanan Gunung Sembung sambil mengajarkan agama Islam. Hingga akhirnya Pangeran Cakrabuana menikahkan Syarif Hidayatullah dengan putrinya, Nyi Ratu Pakungwati. Karena usianya yang sudah lanjut, Pangeran Cakrabuana tahun 1479 menyerahkan kekuasaan kepada Syarif Hidayatullah. Sejak saat itulah Islam melalui Syarif Hidayatullah mulai berkembang pesat.
Sedangkan Fatahillah yang biasa disebut Faletehan atau Kyai Fathullah adalah seorang ulama dari Pasai Aceh yang hijrah ke Demak. Ia kemudian diangkat Raden Patah sebagai panglima pasukan Demak yang berangkat ke Sunda Kelapa bersama pasukan Cirebon menghadapi Portugis untuk mempertahankan pelabuhan Sunda Kelapa.
Dalam buku Jejak Para Wali dan Ziarah Spiritual terbitan Kompas, disebutkan juga bahwa setelah wafatnya Sultan Trenggana, Ratu Ayu yang merupakan putri Syarif Hidayatullah menikah dengan Fatahillah. Jadi bisa dikatakan Fatahillah merupakan menantu dari Syarif Hidayatullah.
Bukti lainnya adalah makam Fatahillah yang terletak di kompleks makam Sunan Gunung Jati. Sunan Gunung Jati wafat tahun 1568, sedangkan Fatahillah wafat 2 tahun setelahnya.
Perbedaan:
Sunan Gunung Jati
-Terlahir dengan nama Syarif Hidayatullah-Lahir di Mesir tahun 1448
-Putra Syarif Abdullah
-Anggota Majelis Walisongo generasi 3, 4 dan 5
-Usia 120 tahun
-Kanjeng Sunan Jati Purbo Panetep Panotogomo Auliya Allah Kutubid Jaman Khalifatur Rasulullah, SAW
Fatahillah
-Terlahir dengan nama Maulana Fadhillah-Lahir di Pasai tahun 1471
-Putra Mahdar Ibrahim ( Mufti kesultanan Pasai )
-Anggota majelis Walisongo generasi 4, 5 dan 6
-Berusia 99 tahun
-Bergelar Laksamana Khoja Hasan/Fatahillah/Tubagus Pasai/Wong Agung Pasai/Sunan Gunung Jati II
Kesimpulannya, Sunan Gunung Jati dan Fatahillah adalah 2 orang yang berbeda.
Sumber:http://kajiannasab.blogspot.co.id/2012/03/pahlawan-fatahillah-tubagus-pasai-bapak.html
https://www.brilio.net/news/ternyata-fatahillah-bukan-sunan-gunung-jati-ini-penjelasannya-150624x.html
Komentar